Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan metode ATP yang dikombinasikan dengan Art
Oleh : Annisa Ul Kharimah, S.Pd

By Evi Oktaviani, S.Pd 27 Nov 2023, 17:31:35 WIB Best Practice Guru

                :

Lokasi                           : SMK Negeri 2 Pekalongan Jalan Perintis Kemerdekaan No. 29 Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

Lingkup Pendidikan     : SMK Negeri 2 Pekalongan

Penulis                         : Annisa Ul Karimah, S.Pd.

 

 

Pendahuluan

Situasi yang ada dilapangan ditemukan adanya masalah yang muncul pada beberapa aspek yaitu pedagogik, literasi, kesulitan belajar peserta didik, pemanfaatan model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa, dan pemanfaatan teknologi yang inovatif dalam pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan berbagai narasumber ditemukan beberapa masalah baik yang berasal dari guru maupun dari siswa. Pada aspek pedagogik ditemukan bahwa guru masih terlalu nyaman dengan metode pembelajaran yang terkesan monoton dan focus pada penyelesaian materi pembelajaran. Aspek literasi berkaitan dengan rendahnya minat baca peserta didik khususnya membaca geguritan. Aspek kesulitan belajar, peserta didik belum menguasai Bahasa Jawa dengan baik dan benar serta rendahnya kepercayaan diri peserta didik dalam membaca geguritan. Untuk aspek pemanfaatan model pembelajaran inovatif, guru dinilai belum maksimal dalam memanfaatkan model pembelajaran inovatif. Terakhir aspek pemanfaatan teknologi inovasi dalam pembelajaran, guru masih menggunakan media maupun alat pembelajaran yang manual. Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah, hasil kajian literatur dan wawancara terhadap narasumber dapat ditarik kesimpulan bahwa metode, model, media dan ketrampilan guru dalam menguasai kelas sangat mempengaruhi ketrampilan siswa dalam membaca geguritan. Selain dipengaruhi oleh guru juga dipengaruhi oleh rendahnya literasi siswa tehadap bahan bacaan berbahasa Jawa sehingga kosa kata yang dimiliki peserta didik masih terbatas. Guna mengatasi segala permasalahan yang ada berdasarkan kajian dan wawancara terhadap beberapa narasumber, maka dalam pembelajaran membaca geguritan diterapkan model problem based learning agar siswa dapat berfikir kritis dan lebih aktif dalam kelompok. Untuk metode pembelajaran dipilih menggunakan metode pembelajaran ATP dikombinasikan dengan metode Art Performance agar suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan bagi peserta didik. Agar bahan ajar atau materi tidak terlalu monoton, maka pada pembelajaran membaca geguritan juga memanfaatkan media video membaca geguritan yang bersumber dari hasil karya siswa lain yang diunggah melalui sosial media Instagram. Tujuan dari penulisan Best Practice ini yaitu upaya peningkatan kemampuan membaca geguritan peserta didik melalui penerapan model Problem Based Learning dan metode ATP yang dikombinasikan dengan Art Performance berbantukan media video.

 

Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan metode ATM yaitu akan terkesan monoton atau membosankan apabila tidak menggunakan media seperti contohnya video sebagai daya tarik bagi peserta didik. Begitu pula dalam penerapan metode Art Performance, ditemui tantangan yakni apabila terbatasnya alat pendukung dalam melakukan performance atau pertunjukan yang ditampilkan oleh siswa. Guna mengatasi beberapa tantangan yang ada dipilihlah solusi yang sesuai yakni menerapkan metode ATM dengan didukung pemanfaatan media video membaca geguritan agar siswa lebih tertarik untuk memperhatikan cara membaca geguritan yang baik dan benar. Sedangkan untuk metode Art Performance dapat didukung dengan menyediakan alat yang menunjang peserta didik dalam melakukan performance atau pertunjukan didepan kelas.

Pembahasan

Aksi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan menyusun modul ajar dengan mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif melalui metode ATP yang dikombinasikan dengan metode Art Performance sehingga membuat siswa menjadi lebih tertarik dan membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Pada LKPD disajikan beberapa fitur menarik dalam penyajian bahan ajar dan media video yang disampaikan melalui scan barcode yang membuat peserta didik lebih antusias karena peserta didik jaman sekarang dinilai lebih akrab dengan gadget atau teknologi yang dekat dengan mereka. Begitu pula dalam penyajian asesmen yang memanfaatkan teknologi yaitu peserta didik mengerjakan asesmen melalui quiziz. Sehingga siswa dapat langsung melihat hasil dari pekerjaannya, dan gurupun dapat mengakses hasil dari asesmen secara mudah dan cepat. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dikelas melalui langkah-langkah berikut :

  1. Orientasi Peserta didik pada masalah
  2. Mengorganisasi Peserta didik
  3. Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
  4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
  5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah.

Guna meningkatkan hasil penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dilakukan analisis hasil penilaian peserta didik, memberikan umpan balik kepada peserta didik agar dapat mengevaluasi hasil penilaian peserta didik. Bagi peserta didik yang masih memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan pembelajaran dilakukan remidial, dan untuk peserta didik yang telah melampaui kriteria ketuntasan pembelajaran dapat diberikan pengayaan.

Refleksi hasil dari aksi terhadap Langkah-langkah yang dilakukan dinilai telah efektif dan mendapatkan respon yang baik dari peserta didik terkait metode dan media yang telah diterapkan didalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil asesmen pretes dan post tes yang telah dilakukan. Berikut ini telah disajikan data hasil asesmen pretes dan post tes.

 

 

 

Berdasar data yang didapatkan dari asesmen pretes dan post tes diatas menunjukan pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah menunjukan hasil yang sesuai. Pada pretest memperoleh hasil rata-rata nilai 55 yang menunjukan hasil masih dibawah kriteria ketuntasan pembelajaran. Kemudian setelah peserta didik melakukan pembelajaran dan beberapa kegiatan, peserta didik diminta untuk mengerjakan soal postest melalui quiziz. Terlihat perbandingan hasil yang signifikan yaitu rata-rata nilai menjadi 77 yang menunjukan hasil sudah diatas kriteria ketuntasan pembelajaran.

Respon yang muncul dari peserta didik ketika diterapkannya metode pembelajaran ATP yang dikombinasikan dengan metode Art Performance yakni siswa begitu antusias ketika menonton video membaca geguritan yang dibacakan oleh teman dari kelas lain melalui media sosial Instagram dan membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan karena dengan adanya pertunjukan musikalisasi puisi dalam kelas yang membuat mereka belajar sekaligus terhibur dengan penampilan dari kelompok yang melakukan pertunjukan membaca geguritan. Hal tersebut menjadikan pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan bagi peserta didik.

Kesimpulan

Penerapan Model Problem Based Learning dengan metode ATP yang dikombinasikan dengan metode Art Performance mampu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik dengan ditunjukan adanya hasil observasi awal dan akhir.

Daftar Pustaka

Nugroho, Rianto Pujo. Heri Purnomo & M. Arif Mamudi (2022). Lantip Basa lan Sastra Jawa SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Antologi Geguritan Sastrawan Gunungpati. (2012). Gurit Manunggal Rasa. Banaran Gunungpati, Semarang : E.J.W Press.

Jurnal Penelitian

 

Rahmah, Radana Fauziah (2019) Meningkatkan Ketrampilan Membaca Puisi Siswa dengan Metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)

R Herlina, PD Iswara, Y Kurniadi - Jurnal Pena Ilmiah, 2016

Iwan Setyabudi (2023) Peningkatan Keterampilan Membaca Geguritan Melalui Metode Art Performance-Learning Kelas XII SMK Negeri 1 Kedung.

Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies: Conference Series Vol. 1 No. 1 (2023)

I Setyabudi - Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies …, 2023 - jurnal.fkip




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment